Oleh: Kang Dins
Saya bersaksi bahwa KH Imaduddin Utsman al-Bantani adalah sosok ulama sejati yang memadukan keilmuan mendalam, keluasan wawasan, keberanian intelektual, dan keteguhan spiritual dalam satu tarikan nafas perjuangan.
Beliau bukan hanya seorang ulama, tetapi juga intelektual muda tulen dan pejuang kebenaran yang menjaga marwah para kiai Nusantara. Beliau berdiri di garda terdepan untuk membentengi santri khususnya dan umat Islam umumnya dari paham-paham menyimpang, ajaran sesat, dan akhlak yang rusak. Ilmu beliau menuntun santri dan umat untuk tetap berjalan di atas jalan lurus Ahlussunnah wal Jama’ah, berakhlak mulia, beradab, dan berfikir kritis tanpa keluar dari koridor syariat.
Beliau juga Istiqomah menjaga warisan budaya Nusantara yang bernilai tinggi. Dalam setiap karya tulis dan ceramahnya, tersirat penghormatan mendalam kepada tradisi baik yang diwariskan para ulama terdahulu, para pejuang dan pahlawan, sekaligus menegaskan pentingnya menjaga aqidah dari segala bentuk penyimpangan yang menodai Islam.
Keberanian beliau dalam mengungkap kebenaran, termasuk riset dan tesisnya tentang sejarah dan nasab yang seringkali kontroversial, adalah cermin kejujuran ilmiah dan integritas seorang ulama pewaris Nabi. Beliau mengajarkan kepada kita makna tabayyun sejati: bukan sekadar klaim lisan, tetapi verifikasi akademik yang dilandasi keikhlasan dan kerendahan hati menerima fakta, betapapun pahitnya.
Lebih dari itu, Kiai Imad berjasa besar dalam melepaskan lilitan kuat tali perbudakan spiritual yang selama berabad-abad mengikat pemikiran umat Islam. Beliau membongkar klaim-klaim nasab palsu yang selama ini kemuliaannya dijadikan alat menekan dan membungkam nalar kritis dan pemikiran umat. Beliau membuka mata kita semua bahwa kemuliaan manusia di hadapan Allah bukan karena garis keturunan yang diklaim tanpa bukti, tetapi karena iman, ilmu, dan amal shaleh.
Beliau menyadarkan kita bahwa generasi umat Islam harus kembali bangkit, berpikir kritis, berilmu tinggi, dan berakhlak mulia tanpa harus menuhankan keturunan siapa pun. Karena ketika umat terbelenggu oleh klaim-klaim palsu yang kebablasan, maka hilanglah semangat mereka untuk berjuang mengangkat derajat diri dengan ilmu dan amal shaleh, dan bergantung hanya pada nama keturunan yang belum tentu benar.
Saya kagum saat membaca karya-karyanya. Bahasanya tegas namun indah, sistematis, mendalam, dan lahir dari kontemplasi ruhani yang panjang. Insyaallah tak ada satupun kalimat beliau yang sia-sia. Semuanya menambah iman, memperluas wawasan, dan meneguhkan tauhid kita kepada Allah SWT.
Dalam konteks kebangsaan, beliau adalah ulama yang sangat intens pemikirannya dalam konteks menjaga negeri. Dalam setiap langkah dan ucapannya, selalu tergambar visi besar untuk menjaga Indonesia tetap berdaulat, beragama, beradab, dan bermartabat. Beliau menanamkan kesadaran bahwa perjuangan hari ini bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk generasi anak cucu bangsa Indonesia ke depan. Agar kelak mereka tetap mengenal tauhid murni, mencintai ulama, menjaga NKRI, dan bangga menjadi bangsa yang beriman dan berakhlak.
Saya bersyukur dan berterima kasih sebesar-besarnya atas semua ilmu, karya, dan perjuangan beliau. KH Imaduddin Utsman al-Bantani adalah bukti bahwa ulama sejati bukan hanya pewaris ilmu, tapi juga pewaris keberanian, kejujuran, dan pengorbanan Rasulullah SAW.
Semoga Allah SWT selalu menjaga beliau, melapangkan dada dan langkahnya, memberikan kesehatan dan umur panjang yang barokah, serta meneguhkan beliau dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan menebarkan cahaya ilmu hingga akhir hayatnya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.”