Oleh: Husni Mubarok Al Qudusi
Paada masa akhir Dinasti Bani Umayyah yang berkuasa tahun 41 — 133 H/ 661 — 750 M dan awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyyah. Pergantian tampuk kekuasaan menjadikan kehidupan politik, sosial bahkan keagamaan menjadi terguncang. Ketidak-stabilan politik berimbas kekacauan dimana-mana.
Shalawat Asyghil muncul salah satunya ketika ahlul bayt atau keturunan Nabi Muhammad SAW mengalami persekusi oleh Bani Umayyah, terutama di masa kepemimpinan Yazid bin Muawiyyah. Lalu Ja’far Ash-Shadiq (wafat 138 H) membuat shalawat asyghil. Dia berdoa agar orang-orang zalim itu ribut sesama mereka sendiri.
Berikut teks shalawat asyghil sebagai berikut,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ
وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين
Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berilanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”
Diketahui bahwa, Imam Ja’far ash-Shadiq secara rutin membaca shalawat asyghil dengan jamaahnya saat melakukan doa qunut subuh.
Ada yang mengklaim bahwa Shalawat asyghil ini buah karya dari Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Ba’alwi (wafat 1122 H). Sebab, shalawat ini tercantum dalam kitab kumpulan shalawat nya, yakni dalam al-Kawakib al-Mudhi’ah fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah. Juga konon katanya shalawat asyghil ini, sering dibacakan di Hadramaut daurah Masyayikh Yaman hingga sekarang.
Jadi jelas bahwa, pencetus Shalawat ini adalah adalah cucu urutan ke lima Rasulullah SAW yaitu Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo suami dari Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah.
Imam Jafar ini kemudian terkenal dengan Jafar Ash-Shadiq. Beliau merupakan induk sanad dari Abu Hanifah, pendiri Madzhab Hanafi dan Imam Malik bin Anas, pendiri Madzhab Maliki.
Sanad Imam Syafi’i merujuk pula kepada Imam Malik bin Anas. Oleh karenanya, pencipta Sholawat ini merupakan induk keilmuan yang legitimate dalam dunia Islam.
Selain seorang cucu Rasulullah, Imam Jafar Ash-Shadiq juga orang yang sangat berilmu.
Shalawat Asyghil dahulu tidak terlalu familiar dengan telingan orang-orang Islam di Nusantara, sampai beberapa waktu belakangan di populerkan dan di ijazahkan oleh para Kiai dan Ulama yang moderat.
Dikutip dari tesis Sierly Ulya Maulida berjudul KH. Ali Manshur: Biografi dan Penggagas Sholawat Badar (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2022) menjelaskan bahwa pada zaman penjajahan Belanda, banyak ulama yang membaca shalawat, salah satunya shalawat asyghil, lafal shalawat asyhgil dengan jelas menunjukkan fungsinya untuk membentengi diri dari luar dan dalam.
Di kalangan ulama pesantren, tokoh yang dikenal memiliki sanad shalawat asyghil yaitu Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH M. Anwar Mansur.
Bahwa KH Anwar Manshur memperoleh ijazah shalawat asyghil dari KH Abdullaah Abbas Buntet Pesantran Cirebon.
Di era ini terbukti keampuhan dan keramatnya dari shalawat asyghil, dengan tumbangnya ideologi Syi’ah madzhab Ba’alwi yang menginginkan kekuasaan mutlak di tahan Nusantara dengan cara-cara radikal.
Waallahu Alam