• About Us
  • Privacy Policy
  • Contact
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Hukum
  • Keislaman
  • Opini
  • Tekno
  • Pendidikan
  • Olah Raga
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
newsky.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Nasional
  • Tekno
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Keislaman
Beranda Keislaman

Riwayat Singkat KH. Markawi Sidayu, Muharrik NU Tiga Zaman

Admin oleh Admin
11 Juni 2025
dalam Keislaman
0
0
BAGIKAN
21
DILIHAT
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Hamdan Suhaemi

Markawi lahir di Sidayu Tirtayasa Serang pada 12 Maret 1945 dari ayah bernama Abdul Karim dan ibu bernama Marjanah. Markawi adalah putera kedua dari 7 bersaudara yaitu Junaid, Marsam, Jiam, Sentinah, Fatmah, dan Juhaenah, adapun kakanya yaitu Junaid adalah pendidik yang punya kelebihan tersendiri yakni mahir berbahasa Inggris, baik tulisan maupun ucapan, lidahnya sudah seperti orang Inggrisnya. Semua mengakui kemahirannya tersebut.

Related Posts

Houthi dan Penolakan Nasab Beberapa Hasyimiyin: Pemurnian Keturunan atau Pelunasan Dendam?!

Why the Claim That Habib Ba’alwy from Yemen Is a Descendant of Prophet Muhammad ﷺ Is Scientifically Implausible

جواب عماد الدين عثمان البنتني الجاوي الشافعي لمقدمة أحمد بن عوض العماني في كتابه الكشف الستار عن الدلائل والآثار

الأبحاث العلمية أثبتت أن وجود الفقيه المقدم لم يسجل في التاريخ بل تؤكد انه شخص خيالي

Markawi kecil dimasukkan oleh orang tuanya ke sekolah SR atau sekolah Ongko Loro di daerah Kawedanan Pontang, kira-kira tahun 1952 dan setelah dua tahun belajar di SR, Markawi atas arahan ayahnya menuntut ilmu agama di beberapa pesantren antara lain di Kampung Laes Warung Selikur Kragilan, lalu 2 tahun kemudian ngaji di Pesantren Gardu Keluwung, dan tidak lama dari sana ia teruskan mesantren di Giripada Cilegon.

Setelah dari Giripada, Markawi remaja pergi untuk ikut ngaji pasaran di Pesantren Kadu Kaweng Pandeglang dibawah asuhan Mama KH. Sanja, dan kemudian pergi mesantren di Sasak Keronjo Tangerang untuk beberapa tahun saja dan tidak lama.

Sejak kepulangan dari beberapa pesantren di wilayah Banten tersebut, akhirnya Markawi muda melanjutkan mesantren di Sampang Susukan dibawah asuhan Abah KH. Muhammad Syanwani yang saat itu masyhur sebagai Kiai Enom yang ‘allamah, sangat pemberani dan kasyaf, murid utama Kiai Umar Rencalang, sekaligus murid kesayangan Residen Banten Mama KH. Tb. Akhmad Khatib.

Pada tahun 1966 di era transisi Orde Lama ke Orde Baru dan dalam binaan KH. Syanwani itu Markawi ikut pendidikan PGA 6 tahun bersama temannya antara lain Suhaemi ( kelak KH. Suhaemi Bolang ), Sanan ( kelak KH. Sanan Sujung), Marjuki ( kelak KH. Marjuki Sindang Asih ) dan Sugiri ( kelak Jawara kesohor). Lalu di tahun 1987 H. Markawi ikut kuliah di PTIB ( kini IAIB) kampus Ashhabul Maimanah dan lulus pada 1992.

Saat yang bersamaan di tahun 1967 ada kebijakan dari Menteri Agama RI KH. Saefudin Zuhri mengangkat pegawai negeri baru untuk formasi guru Agama dan SK penetapannya dibagikan secara cuma-cuma untuk para guru dan ustadz di pesantren-pesantren seluruh Indonesia. Salah satu penerima SK pegawai negeri dengan kedinasan Departemen Agama itu adalah Markawi.

Beberapa tahun setelah selesai pendidikan PGA 6 tahun, Markawi dinikahkan oleh gurunya yakni KH. Syanwani dengan puterinya bernama Fathonah, dan kemudian dianugerahi 4 Puteri yaitu Faikoh, Iim Qoyyimah, Yayah Makkiyah, Aat Syabahat.

Pada tahun 1984 pasca tragedi Tanjung Priok atau beberapa bulan sebelum Muktamar NU di Asem Bagus Situbondo, H. Markawi dengan KH. Syanwani mertuanya diundang oleh Pangkopkamtib Jenderal L.B Moerdani di Bandung, atas prakarsa ketua PWNU Jawa Barat KH. Fuad Hasyim ( ayahnya Gus Abbas Buntet). Pertemuan ulama NU se-Jawa yang dihadiri langsung oleh Gus Dur, calon Ketum PBNU.

Setahun setelah Muktamar NU Situbondo, yaitu pada 1985, H. Markawi ditugaskan oleh KH. Syanwani untuk mengurusi perizinan pelantikan Ittihadul Mubaligin, sayap dakwah NU yang didirikan oleh KH. Ahmad Syaikhu ( Ketua DPR GR), bahkan ia ditugaskan juga sebagai sekretaris Pimpinan Cabang Serang Ittihadul Mubaligin.

Awal dekade 2000, Drs. KH. Markawi meneruskan cita-cita mertuanya tersebut dalam membina dan menggerakkan NU di Kabupaten Serang Provinsi Banten, hingga akhirnya KH. Markawi terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Kab. Serang tahun 2008-2013 dan pada 2018 KH. Markawi dapat amanat menjadi pengurus PWNU Banten dibawah kepemimpinan KH. Bunyamin Hafidz.

Pada 11 Maret 2021 Drs. KH. Markawi wafat meninggalkan istri Hj. Fathonah binti KH. Syanwani dan 4 puterinya, 4 menantunya serta peninggalan monumentalnya yaitu Ma’had Tarbiyah Islamiyah Ashhabul Maimanah Sidayu Tirtayasa Serang. Sang muharrik NU tiga zaman itu telah pergi untuk selamanya dan semoga di akhirat tergolong santrinya Hadrotusyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

Serang 10 Juni 2025

TerkaitArtikel

Berita

Houthi dan Penolakan Nasab Beberapa Hasyimiyin: Pemurnian Keturunan atau Pelunasan Dendam?!

oleh Admin
1 Agustus 2025
0

Dikatakan bahwa "kelompok Houthi" baru-baru ini telah meninjau ulang nasab beberapa keluarga Hasyimiyah di Yaman. Lalu mereka menolak hubungan beberapa...

Baca lebihDetails

Why the Claim That Habib Ba’alwy from Yemen Is a Descendant of Prophet Muhammad ﷺ Is Scientifically Implausible

1 Agustus 2025

جواب عماد الدين عثمان البنتني الجاوي الشافعي لمقدمة أحمد بن عوض العماني في كتابه الكشف الستار عن الدلائل والآثار

30 Juli 2025

الأبحاث العلمية أثبتت أن وجود الفقيه المقدم لم يسجل في التاريخ بل تؤكد انه شخص خيالي

26 Juli 2025

Jawaban KH Imaduddin Utsman Al-Bantani untuk Dr Muhammad bin Abu Bakar Bazdib Tentang Nasab Ba’alwi Yang Batil dan Aneh

22 Juli 2025

اَلجَوَابُ النَجِيبُ من عمادالدين عثمان البنتني للدكتور محمد بن أبي بكر باذيب حول نسب باعلوي الباطل الغريب

22 Juli 2025

Terbaru

Berita

Menghadiri Acara Habib Lutfi di Istiqlal Warganet Serukan Nasaruddin Umar Dicopot Dari Menag

oleh Admin
11 Agustus 2025
0

Menteri Agama Nasaruddin Umar kesandung masalah serius. Hanya karena hadir dalam acara Zikir Kebangsaan Bersama Habib Lutfi di Masjid Istiqlal,...

Baca lebihDetails

Menghadiri Acara Habib Lutfi di Istiqlal Warganet Serukan Nasaruddin Umar Dicopot Dari Menag

Tokoh NU Prof Abdul Hadi Sesalkan Nasarudin Umar Hadir Acara Habib Lutfi di Istiqlal

Klaim Nasab KRT Sumadiningrat: Beranikah Rumail Abbas dan Pihak Luthfi bin Yahya Hadapi Dialog Ilmiah Terbuka?

Relevansi NU dan Identitas Islam Nusantara Pasca Munculnya PWI-LS

Menikah Lagi Tanpa Izin Istri Sah, Pria di Bogor Divonis 10 Bulan Penjara

PWI-LS Desak DPRD Pemalang Bentuk Pansus Bentrokan Pemalang Minta Pertenggungjawaban Bupati

Prev Next

BeritaPopuler

Dilaporkan, Gus Fuad Banjir Dukungan Pribumi Nusantara

oleh Kang Dins
30 Maret 2025
0

Rizieq Shihab Dilaporkan Ke Polres Banyuwangi

oleh Kang Dins
14 April 2025
0

Panitia Haul Syekh Nawawi Al-Bantani ke-132: Tepis Isu Miring Didanai PIK 2

oleh Kang Dins
24 April 2025
0

newsky.id

Copyright © 2025

Navigasi

  • Nasional
  • Tekno
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Keislaman

Ikuti Kami

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Hukum
  • Keislaman
  • Opini
  • Tekno
  • Pendidikan
  • Olah Raga

Copyright © 2025