• About Us
  • Privacy Policy
  • Contact
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Hukum
  • Keislaman
  • Opini
  • Tekno
  • Pendidikan
  • Olah Raga
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
newsky.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Nasional
  • Tekno
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Keislaman
Beranda Nasional Kebangsaan

Reportase Wartawan Tentang Kasus Makam Palsu Kaitannya Dengan Sosok Lutfi bin Yahya

Imaduddin Utsman oleh Imaduddin Utsman
27 April 2025
dalam Kebangsaan
0
0
BAGIKAN
72
DILIHAT
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Imaduddin Utsman Al-Bantani

Related Posts

Idrus Bin Salim Al Jufri Dalam Ulasan: Dari Mufti Taris Menuju Palu Di Zaman Penjajahan Belanda

Dilaporkan, Gus Fuad Banjir Dukungan Pribumi Nusantara

Idrus Bin Salim Al-Jufri Tidak Memenuhi Syarat Diangkat Sebagai Pahlawan Nasional

Salah satu metode Ba’alwi dalam membangun otoritas dan hegemoni keagamaan di Indonesia adalah dengan mengklaim makam-makam tua dari tokoh-tokoh Nusantara sebagai bagian dari keluarga mereka. Contoh kasus ini adalah tokoh KRT.Sumodiningrat yang diklaim oleh Lutfi bin Yahya sebagai Hasan bin Toha bin Yahya, kakek buyutnya. Seorang wartawan yang bernama Agung Purwandomo telah menelusuri kasus ini. Dalam laporannya ia menyatakan KRT. Sumodiningrat wafat dalam perang Sapehi tahun 1812; ia buka habib (tapi orang Jawa asli) dan makmnya ada di Jogjakarta (https://mojok.co/liputan/histori/polemik-habib-luthfi-dan-makam-krt-sumodiningrat/ Menurut Lufi KRT. Sumodiningrat adalah Ba’alwi dan makamnya berada di Semarang(

Di Semarang, Lutfi kini membangun makam KRT. Sumodiningrat dengan megah dilengkapi fasilitas parkir yang luas. Walau keluarga besar Kraton Jogja telah memprotes dengan data kraton dan kesaksian berita Koran dari Inggris, namun nampaknya Lutfi tidak merespon. Anehnya, Lutfi bin yahya, selain mengklaim makam di Semarang sebagai makam kakek buyutnya yang bernama Hasan bin Toha, ia pula ternyata mengklaim makam Mbah Keramat di Comal Pemalang sebagai makam Hasan bin Toha pula. Bahkan menurut masyarakat setempat, Lutfi telah mengambil batu nisan yang sebelumnya terdapat di atas makam itu dengan alasan untuk diteliti. (https://www.kompasiana.com/ivanrafsanjani2882/64c214b7633ebc2885376803/menelisik-makam-mbah-kramat-sayyid-binthoha-bin-yahya-syech-jumadil-kubro-di-desa-sarwodadi).

Contoh kasus lainnya adalah makam Gajah Barong di Tigaraksa Tangerang. Makam ini dikenal masyarakat setempat sebagai pengawal Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Tetapi menurut Lutfi bin Yahya makam itu adalah makan Husen bin Toha bin Yahya, adik dari Hasan bin Toha bin Yahya. Jika Hasan bin Toha yang makamnya di Semarang bergelar “Singa Barong”, maka Husen bin Toha bin Yahya bergelar “Gajah Barong”. Ketua Balai adat Tangerang, Raden Ali Taba Raksanagara, mengungkapkan bahwa nama Habib Husen bin Yahya mulai disematkan kepada Syekh Gajah Barong bermula pada tahun 2018 ketika Lutfi bin Yahya mengunjungi Tigaraksa. Mulai saat itu, nama Syeh Gajah Barong mulai dicatat dalam beberapa situs media online sebagai Husain bin Yahya Ba Alawi. Setelah terjun ke lapangan bertemu dengan Mbah Sango, juru kunci makam Syekh Gajah Barong, Ali Taba mengungkapkan, para penduduk tetap tidak mau menyebutnya Husain bin Yahya Ba Alawi. Pengurus makampun tidak mau mencantumkan nama Husain sebagai alias dari Syekh Gajah Barong, baik di batu nisan, prasasti, atau di pintu gerbang, semuanya ditulis sesuai tradisi kesejarahan masyarakat Tigaraksa yaitu Syekh Gajah Barong.(https://rminubanten.or.id/balai-adat-tangerang-datangi-makam-syech-gajah-barong-tigaraksa/)

Menurut pengurus LTN NU Jepara, Murtadlo bin Hadi, sebagaimana dirilis oleh media online Suara NU Jepara, makam-makam lainnya yang di Ba’alwikan oleh Lutfi bin Yahya adalah makam Mbah Daeng di Krapyak Jepara. (https://nujepara.or.id/santri-tarekat-menggugat-beda-mbah-mustain-romli-beda-habib-luthfi-bin-yahya/)
Membangun makam yang disebut sebagai ulama masa lalu bisa dipetakan menjadi dua kategori: kategori pertama untuk membangun citra pribadi pembuat; yang kedua untuk membangun citra klan Ba’alwi. untuk kategori pertama seperti laporan wartawan Imam Yuda Saputra dari Solopos. Dalam laporan itu ia mengunjungi sebuah makam di Mateseh Kota Semarang. Menurut juru kunci, Ahmad Susanto, makam itu makam Alwi bin Hasan bin Toha yang ditemukan tahun 2017 oleh cucunya yaitu Lutfi bin Yahya.(https://jateng.solopos.com/duh-makam-kakek-habib-luthfi-di-semarang-kurang-terawat-1644458)

Selain membuat makam Alwi bin Hasan, Lutfi juga menemukan dan membangun makam leluhurnya yang lain, Toha bin Yahya, di Semarang. Tidak tanggung-tanggung yang membiayainya adalah pemerintah Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku, sebelumnya makam ini tidak dikenal (https://semarangkota.go.id/p/438/bersama_habib_luthfi,_hendi_upayakan_pembangunan_makam_habib_thoha_bin_yahy)

Tanggal 15 Maret 2017 diresmikan makam seorang Ba’alwi bernama Ahmad bin Aqil al-Munawwar . makam itu ditemuka oleh Lutfi bin Yahya tahun 2016. Disebutkan oleh Lutfi bahwa Ahmad bin Aqil Al Munawwar itu adalah guru dari Kiai Soleh Darat. Makam itu terletak di Desa Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Makam itu sebelumnya tidak dikenal bahkan oleh masyarakat Jagalan sendiri (http://pps2021.uin-suka.ac.id/id/promosi-doktor-id/gusnam-haris-raih-doktor-ke-662/2-berita-terkini/1120-habib-lutfi-dan-produksi-sejarah-kewalian-nusantara.html)

Menurut Ismail Fajri, Lutfi bin Yahya mengidentifikasi makam-makam kuno sebagai makam wali melalui mimpi dan visi spiritualnya telah berjalan lama. “Beliau sudah banyak membangun kuburan kuno yang sebelumnya tidak dikenali dan mengidentifikasinya dengan identitas baru di berbagai tempat di Jawa, Kalimantan, Batam, dan daerah lainnya,” Karena itu, dalam pandangan Ismail, Lutfi telah melakukan proyek history making atau produksi sejarah. Sejarah dalam konteks ini bukan sebagai peristiwa yang terjadi di masa lalu. Tapi sejarah yang dibuat, dipikirkan, dan dimaterialiasasi (http://pps2021.uin-suka.ac.id/id/promosi-doktor-id/gusnam-haris-raih-doktor-ke-662/2-berita-terkini/1120-habib-lutfi-dan-produksi-sejarah-kewalian-nusantara.html).

Tagar: hoaks sejarah Islaminvestigasi makam palsukasus makam palsukasus pemalsuan habaibkebohongan makam habaibkeraton Jogjakartakritik terhadap habaibKRTkuburan abal-abalkuburan fiktifkultus habaibkultus tokoh agamaLBYLutfi bin YahyaLutfi bin Yahya kontroversimakam fiktif habaibmakam hoaksMakam Palsumakam rekayasanewsky.idpemalsuan dalam tradisi ziarahpemalsuan makampemalsuan sejarah habaibpemalsuan situs ziarahpemujaan kuburanpenipuan berkedok makampenyimpangan ziarahreportase wartawanskandal makam palsutokoh habaib

TerkaitArtikel

Kebangsaan

Idrus Bin Salim Al Jufri Dalam Ulasan: Dari Mufti Taris Menuju Palu Di Zaman Penjajahan Belanda

oleh Kang Dins
3 April 2025
0

“Jika kamu ingin memahami hari ini, kamu harus mencari kemarin.” – Pearl Buck“Baik kehidupan individu maupun sejarah masyarakat tidak dapat...

Baca lebihDetails

Dilaporkan, Gus Fuad Banjir Dukungan Pribumi Nusantara

30 Maret 2025

Idrus Bin Salim Al-Jufri Tidak Memenuhi Syarat Diangkat Sebagai Pahlawan Nasional

28 Maret 2025

Terbaru

Lain-lain

Sejumlah Pihak Tolak Kehadiran Rizieq Shihab di Kemang, Dukung Penuh Acara Haul

oleh Kang Dins
16 Juni 2025
0

Kemang, Bogor - Rencana kehadiran Habib Rizieq Shihab dalam acara Haul KH. Ahmad Hasyim pada 22 Juni 2025 di Desa...

Baca lebihDetails

Sejumlah Pihak Tolak Kehadiran Rizieq Shihab di Kemang, Dukung Penuh Acara Haul

Riwayat Singkat KH. Markawi Sidayu, Muharrik NU Tiga Zaman

Pencipta Shalawat Asyghil Bukan Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Ba’alwi

Maklumat Kiai Abbas Ketua Umum PWILS

Pak JK: Masjid Harus Menjadi Pusat Pembangunan Umat untuk Masa Depan yang Lebih Baik

KH Ibnu Baliran Puji Semangat Kebersamaan di Pelantikan DMI Banten 2025

Prev Next

BeritaPopuler

Dilaporkan, Gus Fuad Banjir Dukungan Pribumi Nusantara

oleh Kang Dins
30 Maret 2025
0

Panitia Haul Syekh Nawawi Al-Bantani ke-132: Tepis Isu Miring Didanai PIK 2

oleh Kang Dins
24 April 2025
0

Rizieq Shihab Dilaporkan Ke Polres Banyuwangi

oleh Kang Dins
14 April 2025
0

newsky.id

Copyright © 2025

Navigasi

  • Nasional
  • Tekno
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Keislaman

Ikuti Kami

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Hukum
  • Keislaman
  • Opini
  • Tekno
  • Pendidikan
  • Olah Raga

Copyright © 2025