Yogyakarta — Tantangan terbuka yang dilontarkan Muhammad Yaser Arafat bak “surat undangan” untuk adu data di meja sejarah. Peneliti sejarah KRT Sumodiningrat ini secara gamblang menantang Rumail Abbas dan pihak Luthfi bin Yahya untuk hadir dalam dialog ilmiah terbuka membahas klaim nasab yang menuai polemik.
Melalui akun Facebook pribadinya pada Minggu, 10 Agustus 2025, Yaser menegaskan bahwa debat ini bukan sekadar adu kata, tetapi ajang pembuktian berdasarkan arsip resmi, babad, dan silsilah yang sahih. Tantangan ini lahir sebagai respons atas pernyataan Rumail Abbas di media sosial yang menyinggung dirinya terkait kritik terhadap klaim nasab yang dikaitkan dengan nama Hasan bin Thoha bin Yahya.
Menurut Yaser, klaim yang disampaikan di forum Majelis Taklim Darul Hasyimi dan diunggah ke YouTube sejak 2015 itu telah memunculkan persepsi keliru di publik, berbeda dengan data resmi Keraton Yogyakarta, Babad Sepehi, dan serat silsilah trah Hamengkubuwanan.
“Kalau klaim Habib Luthfi disebarkan di media sosial tanpa tabayyun kepada trah Sumodiningrat maupun trah Kyai Wonokriyo dianggap wajar, maka kritik balik kami juga seharusnya dianggap wajar,” ujarnya.
Yaser mengusulkan agar dialog ilmiah ini direkam dan disiarkan langsung oleh Dinas Kebudayaan DIY, menghadirkan pakar sejarah Perang Sepehi seperti Peter Carey, tokoh Keraton Yogyakarta, perwakilan Dinas Kebudayaan, serta perwakilan dari kedua trah terkait.
“Biar masyarakat tahu mana yang benar dan mana yang keliru,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Rumail Abbas maupun pihak Habib Luthfi terkait tantangan ini. (red./kd)